Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif

Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif - Hallo sahabat Chord Gitar Indonesia, Pada sharing Kunci gitar kali ini yang berjudul Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif, saya telah menyediakan lirik lagu lengkap dengan kord gitarnya dari awal lagi sampai akhir lagu. mudah-mudahan isi postingan kunci gitar yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia chord gitarnya.

Penyanyi : Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif
Judul lagu : Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif

lihat juga


Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif

Artikel Nasional,

POSMETRO INFO - Calon Kapolri yang telah disetujui Komisi III DPR, Komisaris Jenderal (Komjen) Tito Karnavian menegaskan kembali tak perlunya pembentukan Dewan Pengawas Densus 88. 

Wacana pembentukan Dewan Pengawas Densus 88 muncul sejak dimulainya pembahasan Revisi Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Wacana pembentu­kan Dewan Pengawas ini dilatari oleh makin banyaknya korban terduga teroris yang tewas di tangan Densus 88. 

Komjen Tito mengungkapkan, salah satu alasan tak perlunya dibentuk Dewan Pengawas ada­lah dalam rangka penghematan anggaran.

Ketua Pansus RUU Pemberantasan Terorisme, Muhammad Syafi'i menilai, keberatan Tito tidak sejalan dengan komit­mennya yang ingin menerap­kan zero pelanggaran HAM dalam operasi memberantas terorisme.

"Kalau alasan dia untuk menghemat anggaran, itu kan bukan persoalan dia. Soal anggaran itu kan persoalan negara," kata Syafi'i kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, semalam. Berikut petikan wawancaranya.

Komisi III setuju Komjen Tito menjadi Kapolri. Tanggapan Anda terkait agen­da pemberantasan terorisme yang akan dijalankanKomjen Tito?
Komjen Tito ini orang yang secara akademik cemerlang, tetapi represif dalam melaksana­kan tugas.

Maksudnya?
Itu kan ditandai dari apa yang dia lakukan selama 11 tahun melakukan penindakan tero­ris, sejak 2005 hingga tahun 2016. Dari kepala bagian pen­indakan sampai kepala BNPT (Badan Nasional Pemberantasan Terorisme). 

Tapi dia kan dianggap ber­prestasi dalam pemberantasan terorisme?
Kalau beberapa pihak men­catat dia berprestasi menangkap Dr Azahari dan Noordin M Top, oke-lah. Tapi kan kurun waktu itu ada 121 orang yang diduga sebagai teroris yang tewas tanpa melalui proses hukum. Sebelum proses hukum berjalan tewas, artinya kan dia represif.

Yang kedua, ketika dalam demonstrasi buruh yang lalu, dia juga bertindak represif. 

Lalu yang terakhir terkait pernyataannya pada tanggal 25 November 2015 lalu, ketika seminar HAM di Polres Jakarta Utara, dia membuat statement bahwa polisi boleh melakukan kekerasan. Jadi ternyata yang dilakukannya itu memang men­jadi sikap dia.

Lantas relevansinya?
Jadi yang kita takutkan, setelah menjadi Kapolri akan se­makin represif menjadi-jadi. Makanya kita mempertanyakan, seperti di Inggris, Densus itu kan ada Dewan Pengawasnya, tapi dia tidak setuju.

Komjen Tito beralasan Dewan Pengawasan Densus tak perlu dibentuk demi penghematan anggaran...
Kalau soal anggaran itu kan bukan persoalan dia. Itu kan persoalan negara. Kalau itu me­mang mampu membuat pember­antasan teroris itu menghormati HAM dan taat pada criminal justice system, kemudian abuse of power, kenapa tidak. Karena kan untuk melindungi seluruh tumpah darah kita masa harus menakutkan anggaran.

Bagaimana pembahasan ke depannya setelah dia sah sebagai Kapolri dan keukeuh menolak Dewan Pengawas?
Ya kalau dia bisa keukeh, ya kita juga bisa, ya kan. Karena alasannya harus rasional. Kalau dia alasannya soal uang, itu masih bisa diupayakan. Tapi kalau soal HAM kan itu harus dilindungi. 

Sekarang, bagaimana dia mengatakan itu tidak perlu sementara ada 121 yang tewas? Itu tanpa proses hukum. Bagaimana dewan pengawas tidak perlu? Jadi sebenarnya dewan pengawas ini tidak hanya untuk operasional.

Untuk apa?
Selain operasional, juga untuk transparansi anggaran. Bagaimana operasi-operasi yang mereka lakukan itu? Apakah hanya murni pakai APBN. Nah, kemudian bagaimana dengan uang Rp 100 juta yang diberikan kepada keluarga Siyono? Apakah itu juga dari APBN? Kalau tidak dari APBNitu dari mana? Nah itu yang harus diawasi. Seluruh nara­sumber itu sepakat Densus harus diawasi.

Terkait terorisme, apa lagi catatan Anda?
Yang kita protes kepada Densus itu juga soal sebaran terorisme. Bagaimana mereka di peta itu membuat kalimat Lailaha Allah? Jadi misalkan Medan, ada sebaran teroris, dibikin tuh tanda panah dan kalimat itu. 

Kita bertanya apa maksudnya? Artinya kan Densus itu kan mengartikan teroris itu Islam. Dan kita takut Islam diidentik­kan teroris.

Tanggapan Tito bagaima­na?
Dia bilang, tidak bener seperti itu. Tapi kan kita punya data. Karena paparan Densus itu tertulis. Tadi nggak sempat saya serahkan ke beliau.

Yang kedua tingkat konsen­trasi. Katanya di Aceh konsen­trasi ada, padahal kan tidak ada pernah terdengar ada di sana. Selanjutnya dia juga menga­takan ingin mengkriminalisasi ucapan. Padahal kan pidana itu tindakan ya.

Pembahasan revisi sudah sejauh mana?
Masih Rapat Dengar Pendapat. Karena dinamikanya masih terusberkembang. Terakhir dialog dengan Kemenkumham, kemu­dian Diknas dan Kementerian Agama. [rmol]


Demikianlah Artikel Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif

Sekian Kunci gitar Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.

Anda sedang membaca artikel Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif dan artikel ini url permalinknya adalah https://duniakompilasiberita.blogspot.com/2016/06/muhammad-syafi-yang-kita-takutkan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Muhammad Syafi'i: Yang Kita Takutkan, Setelah Jadi Kapolri Komjen Tito Akan Semakin Represif"

Post a Comment